Assalamu’alaikum wr.
wb.
Hai semuanya, lama banget rasanya ga nge post di blog ini.
Soalnya lagi sIbuk juga sih. Kebetulan juga sih sekarang lagi banyak waktu
luang di rumah, sambil nunggu buka puasa, hehehe.
Kali ini, saya akan menceritakan kisah hidup saya sendiri.
Kehidupan saya sudah berubah 180°. Semenjak di tinggal pergi Bapak
saya. Itu merupakan tamparan keras buat saya. Soalnya tidak pernah terpikirkan
sebelumnya. Ini adalah bagian yang pahit di hidup saya. Mungkin sobat blogger
juga perrnah merasakannya bagi yang sudah di tinggal pergi orangtuanya.
Hari itu hari rabu, 25 maret 2015. Aku pulang dari mengaji.
Tiba tiba aku mendengar kabar bahwa Bapak masuk rumah sakit. Beliau ternyata
terkena mal praktek saudaranya sendiri yang menjadi tukang pijat. Satu minggu
lamanya beliau terbaring di RS dan tak sadarkan diri. Dan pada 31 maret 2015
beliau meninggal dunia.
Tugasnya telah selesai di dunia. Selama di dunia beliau orang
yang baik. Bapak juga merupakan sosok Bapak yang luar biasa. Beliau berusaha menyetarakan
aku dengan teman-teman. Mesipun sebenarnya kami bukan dari keluarga berada,
tapi beliau berusaha keras untuk itu. Pekerjaannya hanya sopir angkot. Tapi
beliau memanjakan aku lebih dari teman-teman. Beliau orangnya juga humoris.
Beliau selalu bisa membuat aku tertawa saat aku sedih.
Satu hal yang paling ku sesalkan, semasa hidup bapak, beliau
masih belum pernah hidup enak. Semasa hidupnya, beliau masih terus berusaha
keras bekerja banting tulang untuk mencukupi biaya sekolahku yang memang tidak
sedikit. Aku di sekolahkan di sekolah favorit. Itu karena beliau ingin aku
mejadi yang terbaik.
Dulu aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan
membahagiakan kedua orang tuaku. Aku akan membuat mereka berdua menikmati masa
tua mereka sambil tergambar simpul senyum di wajahnya yang mulai mengeriput. Dan
menjadikan mereka berdua bangga dengan saya.Tapi recana tinggal rencana. Allah
mempunyai rencana lain yang menurutnya lebih indah. Allah lebih mencintai Bapak.
Jadi Dia mengambil beliau lebih pagi. Kejadian yang sulit diterima. But life
must go on. Aku harus meneruskan hidup tanpanya. Berharap di surga nanti akan
berkumpul lagi.
Sekarang aku bersama Ibu yang sekaligus menadi kepala
keluarga di rumah. Kita sesekali menangis mengingat masa lalu yang indah
bersama bapak. Tapi kita ingat bahwa beliau sekarang sudah bahagia berada di
sisi-Nya. Tinggal kita berdua yang harus terus menjalani hidup ini sambil
mencari bekal untuk menyusul bapak nanti.
Sekian ya sobat. Terimakasih banyak karena telah menyempatkan
membaca kisah saya. Oleh karena itu, sayangi bapak Ibu kalian selagi masih bisa
menemani kalian. Jangan pernah menyakiti mereka. Mereka adalah asset yang
sangat berharga bagi kita .
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar